https://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/issue/feed Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) 2024-03-31T23:12:44+07:00 Latifa Hanum, SP, MM justhanum@gmail.com Open Journal Systems <p>Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) is scientific periodical publication on agribusiness and community empowerment published by Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh as a media for information dissemination of research result for lecturers, researchers and practitioners. ISSN <strong><a title="2655-4526" href="http://u.lipi.go.id/1543716528" target="_blank" rel="noopener">2655-4526</a> </strong>(Online) <strong><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1544703446&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">2655-2965</a></strong> (Print). </p> https://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/article/view/733 Analisa Keberlanjutan Usaha Tani Kopi Rakyat di Nagari Tabek Sirah Kecamatan Talamau 2024-03-29T14:03:37+07:00 fatardho zudri fatardho@gmail.com Synthia Ona Guserike Afner synthiaafner87@gmail.com Andrik Marta Free.day19@gmail.com Andi Eviza evie.tadjuddin@gmail.com <p>Nagari Tabek Sirah, Kecamatan Talamau merupakan salah satu Nagari menghasilkan kopi rakyat dengan luasan mencapai 80ha dari total luasan yang ditanamai kopi 899ha. Produksi kopi dan harga kopi baik di nasional ataupun internasional dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keberlanjutan usahatani kopi rakyat. Kebutuhan kopi semakin meningkat dengan perubahan gaya hidup. Mutu dan kualitas kopi menjadi nilai jual suatu produk. Tujuan Penelitian mendapatkan informasi keberlanjutan dan mendapatkan indikator yang dapat meningkat usahatani rakyat di Nagari Tabek Sirah Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan sampel pengamatan 30 orang petani usaha tani kopi dan pihak terkait dalam pengambilan data. Metode survey dan secara sengaja (<em>purposive</em>)menjadi metode penelitian. Dimensi ekologi, sosial dan kelembagaan, ekonomi dan teknologi yang akan dilakukan simulasi dan dianalisis dengan menggunakan program <em>Rapfish </em>yang telah dimodifikasi. Hasil analisis berdasarkan simulasi Rapfish terhadap keberlanjutan usaha tani kopi rakyat Nagari Tabek Sirah adalah 40,87%. Nilai rata-rata keberlanjutan menunjukkan kurang berkelanjutan sehingga diperlukan perbaikan dengan skala prioritas terhadap indikator yang sensitif yang ada dalam masing-masing dimensi. Ekologi yaitu sistem pemeliharaan tanaman kopi, ketinggian tempat, kesesuaian tata guna lahan, tingkat pemanfaatan lahan, peralatan pengolahan lahan, pengelolaan lahan, Ekonomi yaitu kontribusi terhadap pendapatan petani, kelayakan finansial, Sosial yaitu keanggotaan kelompok tani, Kelompok tani perkebunan, umur pekerja yang berkerja di bidang perkebunan kopi, frekuensi penyuluhan dan pelatihan. Teknologi yaitu teknis pengeringan kopi, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan pada tajuk tanaman, sortasi terhadap biji kopi, pemecahan kulit buah dan pelepasan kulit tanduk.</p> 2024-03-31T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 fatardho zudri, Synthia Ona Guserike Afner, Andrik Marta, Andi Eviza https://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/article/view/743 Model Sistem Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pedesaan Berbasis Inclusive Closed Loop 2024-03-29T14:03:13+07:00 Widya Fitriana widyafitriana66@gmail.com Endry Martius endrymartius@agr.unand.ac.id Devi Analia devianalia@agr.unand.ac.id Asdi Agustar asdiagustar@yahoo.com Ira Wahyuni Syarfi irawahyunisyarfi@agr.unand.ac.id Donna Gracia Jorie donnagraciajorie80@gmail.com Dina Aprilia prily.dina@gmail.com <p>Pencapaian surplus pangan ternyata tidak otomatis mewujudkan pemenuhan hak pangan bergizi bagi masyarakat. Meningkatnya prevalensi ketidakcukupan pangan pada daerah surplus pangan mengindikasikan bahwa ketahanan pangan merupakan sistem yang kompleks, tidak hanya mencakup produksi, melainkan juga aspek distribusi, pengolahan, dan konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi format bisnis sistem pangan rumah tangga pedesaan; (2) merumuskan model sistem ketahanan pangan berbasis <em>inclusive closed loop</em>. Penelitian dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman sebagai daerah surplus pangan namun juga mengalami peningkatan prevalensi ketidakcukupan pangan tahun 2022-2023. Penelitian menggunakan pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) melalui komunikasi langsung secara intensif dengan key informan dari petani, masyarakat, pemerintah, swasta, Gapoktan, dan lembaga keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pangan rumah tangga memiliki tiga format bisnis yakni: (1) sistim pangan dengan proses bisnis privat yang beroperasi melalui mekanisme pasar, (2) sistim pangan dengan proses bisnis publik yang berbasis intervensi pemerintah, dan (3) sistim pangan sebagai bisnis masyarakat lokal yang berbasis pada hubungan resiprositas sosial. Ketiga sistem pangan ini eksis di masyarakat dan tidak terpisah secara ekslusif. Ketiga tipe sistem pangan ini melibatkan kemitraan multi aktor yakni petani, pemerintah, perusahaan, koperasi, dan lembaga pembiayaan. Petani sebagai faktor pengungkit utama peningkatan produktifitas. Pemerintah sebagai regulator terkait subsidi, kompensasi, insentif dan penyediaan infrastruktur. Perusahaan sebagai pendamping paraktek pertanian terbaik, Koperasi sebagai lembaga pemberdayaan petani, meningkatkan effisiensi usaha tani dan posisi tawar petani, serta lembaga keuangan sebagai penyedia bantuan modal. Kemitraan multi aktor dari hulu ke hilir yang saling terintegrasi berbasis <em>inclusive closed loop </em>dapat memperkuat sistem ketahanan pangan daerah.</p> 2024-03-31T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 widya fitriana, Endry Martius, Devi Analia, Asdi Agustar, Ira Wahyuni Syarfi, Donna Gracia Jorie, Dina Aprilia https://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/article/view/736 Analisis Pendapatan Peternak Itik Petelur Sistem Pemeliharaan Intensif Di Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung 2024-03-26T20:51:28+07:00 Yuri Sepni Melinda yurisepni080121@gmail.com Andi Alatas andialatas@fmipa.unp.ac.id <p>Itik sebagai salah satu unggas peliharaan dapat berperan sebagai sumber penghasilan, membuka lowongan pekerjaan dan sumber protein hewani baik dari daging maupun telurnya. Berdasarkan data statistik kabupaten Sijunjung, produksi telur itik tahun 2017 sebesar 403.510 kg, tahun 2018 mengalami penurunan dengan jumlah produksi sebesar 97.902 kg, tahun 2019 produksi telur itik mengalami peningkatan dengan jumlah 100.424 kg, pada tahun 2020 produksi telur mengalami penurunan kembali dengan jumlah 67.973 kg, dan pada tahun 2021 produksi telur itik mengalami peningkatan dengan jumlah produksi sebesar 144.767 kg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi, pendapatan, Break Event point (BEP), dan efesiensi usahatani peternak itik petelur sistem pemeliharaan intensif di Nagari Koto Baru. Jenis penelitian menggunakan Analisis deskriptif. Metode penelitian adalah analisis kuantitatif untuk memperoleh informasi biaya produksi, investasi, penerimaan, pendapatan, serta tingkat efesiensi usaha peternak. Responden adalah semua peternak dengan sistem pemeliharaan intensif di nagari yaitu sebanyak 5 orang dengan jumlah 3.100 ekor ternak. Rata-rata penerimaan peternak adalah sebesar Rp.428.586.000/tahun, rata-rata pendapatan peternak adalah sebesar Rp.121.899.968/tahun, Break Event Point (BEP) peternak itik petelur sistem pemeliharaan intensif di Nagari Koto Baru dari 3.100 ekor itik petelur rata-rata adalah 10.225 butir/bulan dengan total 112.696 butir/tahun, rata-rata BEP harga adalah sebesar Rp.1.893/butir, rata-rata BEP penerimaan peternak adalah sebesar Rp.3.873.555/bulan dengan total Rp.46.482.663/tahun, dan rata-rata R/C ratio peternak adalah sebesar 1,3 yang berarti layak dilaksanakan.</p> 2024-03-31T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Yuri Sepni Melinda, Andi Alatas https://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/article/view/746 Analisa Kondisi Ketahanan Pangan di Kabupaten/Kota Provinsi Riau 2024-03-29T14:04:04+07:00 Fadhiel Handira Ishaq fadhiel.handira@gmail.com Indri Arrafi Juliannisa indri.arrafi@upnvj.ac.id <p>Provinsi Riau tercatat menempati urutan keenam terbawah dari 34 Provinsi di Indonesia berdasarkan nilai Indeks Ketahanan Pangan (IKP) tahun 2022. Meskipun nilai IKP Provinsi Riau rendah, tetapi Provinsi Riau memiliki peningkatan nilai IKP yang stabil tiap tahunnya. Ketahanan pangan dapat dilihat dari dua indikator yaitu akses fisik dan ekonomi yang berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pada tujuan ke-2. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat wilayah-wilayah yang memiliki nilai ketahanan pangan yang optimal dan tidak optimal berdasarkan kondisi akses fisik dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis keberlanjutan yaitu <em>Qualitative Comparative Analysis</em> (QCA) dengan dibantu oleh perangkat lunak Tosmana. Populasi penelitian ini adalah 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam wilayah dengan ketahanan pangan optimal yaitu Dumai, Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi, Pelalawan, Siak, dan Indragiri Hilir. Sementara itu, terdapat empat wilayah dengan ketahanan pangan tidak optimal yaitu Indragiri Hulu, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir. Kondisi tersebut disebabkan oleh perbedaan dari masing-masing wilayah yang memiliki aspek ketersediaan, aksesibilitas, dan kebermanfaatan yang direpresentasikan melalui indikator akses fisik dan ekonomi. Ketiga aspek tersebut menentukan kemampuan masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan pangan secara cukup, aman, dan bergizi. Di sisi lain, program pemerintah daerah yang telah sukses dan belum efektif dalam implementasi peningkatan ketahanan pangan juga penyebab terhadap kondisi optimal dan tidak optimal.</p> 2024-03-31T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Fadhiel Handira Ishaq, Indri Arrafi Juliannisa https://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/article/view/738 Analisis Faktor Produksi Teh Daun Gaharu Pada Kelompok Tani Hutan Putra Harapan Di Kabupaten Sijunjung 2024-03-28T09:28:50+07:00 Riri Angelina ririangelina13@gmail.com Fildza Arief Syuhada fildzaarief@fmipa.unp.ac.id <p>Gaharu merupakan salah satu komoditi hasil hutan non kayu yang cukup dapat diandalkan, apalagi mengingat sangat istimewa dibandingkan dengan hasil lainnya. Hampir seluruh bagian tanaman gaharu dapat dimanfaatkan berupa gubalnya. Selain gubalnya yang menguntungkan, daun gaharu juga dapat diproduksi menjadi teh herbal yang mampu menyehatkan dan menyegarkan badan. Adapun dalam proses produksi teh daun gaharu, diperlukan masukan berupa faktor produksi (bahan baku, modal, teknologi dan tenaga kerja), alat dan sarana agar berjalan dengan lancar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui proses produksi teh dan faktor apa saja yang mempengaruhi produksi teh daun gaharu pada Kelompok Tani Hutan Putra Harapan. Metode penelitian menggunakan metode pendekatan secara kuantitatif, melalui pemanfaatan program SPSS. Responden penelitian adalah pihak yang terlibat secara langsung dalam proses produksi teh sebanyak 8 orang. Proses produksi teh daun gaharu sebagai berikut: tahap pertama pengambilan bahan baku, tahap kedua pemilahan daun gaharu, tahap ketiga pencucian daun, tahap keempat tahap pemotongan, tahap kelima yaitu tahap memasak daun dengan oven, tahap keenam yaitu tahap menghancurkan, tahap ketujuh yaitu packing. Secara parsial bahan baku (X1), modal (X2), dan teknologi (X3) tidak memiliki pengaruh terhadap produksi (Y) sedangkan tenaga kerja (X4) memiliki pengaruh terhadap produksi (Y). Penggunaan tenaga kerja mempengaruhi kualitas dan peningkatan produksi. Sedangkan secara simultan semua variabel bebas mempengaruhi produksi (Y) yakni 90% dan sisanya 10% dipengaruhi variabel lain.</p> 2024-03-31T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2024 Riri Angelina, Fildza Arief Syuhada