Analisis Karakteristik Stakeholder Terhadap Pengembangan Digitalisasi Komunitas Pertanian Terpadu Menggunakan Konsep SMART Goals
DOI:
https://doi.org/10.32530/jace.v8i1.817Keywords:
digitalisasi, komunitas, pertanian terpadu, stakeholder, berkelanjutanAbstract
Sektor pertanian di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan akses pasar, rendahnya transparansi rantai pasok, serta minimnya adopsi teknologi digital yang dapat meningkatkan efisiensi usaha tani. Digitalisasi komunitas pertanian terpadu menjadi solusi potensial untuk mengatasi tantangan ini melalui integrasi pasar, edukasi, dan kolaborasi antar-stakeholder. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik stakeholder utama, yakni pelaku usaha tani, masyarakat konsumen, serta akademisi/praktisi pertanian, serta merancang konsep pengembangan komunitas digital yang sesuai dengan preferensi mereka menggunakan pendekatan SMART Goals. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui survei hybrid (online dan offline) kepada 60 responden di berbagai wilayah. Data dianalisis dengan reduksi (seleksi data relevan), visualisasi dengan mengelompokkan setiap komponen pertanyaan diinterpretasikan dalam bentuk persentase, penarikan kesimpulan menyatakan faktor yang dominan dan implikasi yang dapat diterapkan kedalam bentuk Konsep SMART Goals. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas stakeholder memiliki kesiapan tinggi dalam adopsi teknologi digital, dengan kebutuhan utama pada akses pasar (33,3%), peningkatan kapasitas petani (20%), dan keberlanjutan lingkungan (18,3%). Konsep SMART Goals yang dihasilkan memberikan strategi implikasi berbasis tujuan spesifik: komunitas digital ini harus berfokus pada peningkatan akses pasar, kapasitas petani, dan keberlanjutan lingkungan (18,3%), terukur: tingkat kepercayaan dan keterlibatan saat ini masih memerlukan peningkatan melalui edukasi dan sosialisasi dengan dukungan kolaborasi multi-pihak serta penguatan infrastruktur digital, relevan: regulasi dan dukungan pemerintah menjadi faktor utama dalam mendukung keberlanjutan dengan berbatas waktu yang tahapan pengembangan sebaiknya dilakukan dalam 6 bulan pertama untuk uji coba skala kecil, diikuti dengan implementasi penuh setelah lebih dari 6 bulan dengan evaluasi berkelanjutan.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Kumbara Kumbara, Silfia Silfia, Roni Afrizal

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.